Selasa, 01 Mei 2012

CARA BETERNAK LELE DUMBO


CARA TERNAK LELE DENGAN TEMPAT YANG SEMPIT         
Oleh wildan lubies

A.    Pembuatan Tempat
Pembuatan tempat merupakan factor utama dalam cara ternak lele. Dalam pembuatan tempat atau kolam lele di bagi menjadi dua jenis atau tipe kolam, yaitu kolam beton dan kolam terpal. Kolam yang pertama adalah kolam beton. Factor yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam beton adalah sebagai berikut: 
B.    Kolam Beton
Factor yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam beton adalah sebagai berikut: 
1.    Lokasi pembuatan kolam
2.    Luas lokasi pembuatan kolam
3.    Tinggi kolam minimal 80cm
4.    Ketebalan beton kolam, ketebalan dasar kolam serta ketebalan diding kolam
5.    System keluar masuk air dan pengaturan debit air.
Setelah lokasi dan ukuran luas kolam telah ditentukan, barulah kita melakukan pembuatan kolam lele. Berikut cara-cara pembuatan kolam lele: 
1.    Ukur luas kolam terlebih dahulu, karena luas kolam sangat menentukan berapa banyak bibit lele yang akan kita masukan.
2.    Setelah pengukuran selasai barulah kita melakukan penyemenan kolam, misalkan ukuran kolam 3x4 meter dengan kedalaman kolam 80cm.
3.    Lakukan penyemenan dasar kolam terlebih dahulu, dengan ketebalan beton dasar 10cm.
4.    Setelah penyemenan dasar kolam selesai, maka secepatnya kita buat dinding kolam dengan ketebalan dinding kolam 15cm.
5.    Pada saat melakukan penyemenan dinding kolam jangan lupa kita buat saluran kelur mesuk air dan pengatuan debit air pada dinding kolam.
6.    Setelah pembuatan dasar dan dinding kolam selesai sebaiknya kita lakukan pemlesteran dasar dan dinding kolam, untuk mencegah kebocoran kolam.
7.    Setelah semuanya selesai sebaiknya kolam jangan langsung diisi dengan air. Sebaiknya kita pastikan dasar dan dinding kolam sudah benar-benar kering dan kuat untuk menahan debit air yang akan kita isi nanti.



C.    Kolam Terpal
Factor yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam terpal adalah sebagai berikut: 
1.    Lokasi pembuatan kolam
2.    Luas lokasi pembuatan kolam
3.    Pembelian terpal khusus untuk kolam ikan
4.    Penataan kolam terpal agar terpal tidak mudah rusak

Setelah lokasi dan ukuran luas kolam telah ditentukan, barulah kita melakukan pembuatan kolam terpal. Berikut cara-cara pembuatan kolam terpal: 
1.    Siapkan enam buah kayu pemancang setinggi 80cm
2.    Lalu siapkan terpal yang berukuran 4x6meter
3.    Siapkan bambu untuk menyanggah dinding kolam
4.    Setelah semuanya telah diukur dengan matang, langkah pertama yang harus kita buat adalah penanaman pancang dengan jarak panjang 4meter dan jarak lebar antara pancang adalah 1meter.
5.    Setelah tiang pancang dipasang, langkah selanjutnya adalah pemasangan penyanggah dinding kolam dengan menggunakan bambu yang telah sesuai dengan ukuran jarak tiang pancang kolam.
6.    Sesudah itu barulah kita mesukan terpal sebagai alas kolam
7.    Langkah selanjutnya, isi air kedalam kolam terpal sedalam 20cm, lalu masukan serabut kelapa yang masih basah atau baru. Hal ini dilakukan untuk menetralkan zat kimia yang terkandung dalam terpal tersebut.
8.    Diamkan endapan air  di dalam kolam tersebut selama satu minggu
9.    Setelah satu minggu kuras kolam tersebut hingga betul-betul kering
10.    Lalu isi air kedalam kolam terpal dengan kedalaman air 30-40cm, setelah air di isi masukan pupuk kompos kedalam kolam.
11.    Lalu diamkan kolam sehari semalam
12.    Baru untuk keesokan harinya kita dapat memasukan bibit lele.



D.    Pemilihan Bibit Dan Pengisian Bibit

Sebelum kita melakukan pengisian bibit maka sebaiknya kita tentukan bibit lele apa yang akan kita biakan. Sebaiknya untuk penggunaan bibit, baiknya kita gunakan bibit lele yang berasal dari indukan lele sangkuryang, yang dikawin silangkan dengan indukan lele jumbo, karena anakan yang dihasilkan dari perkawinan silang indukan lele sangkuryang dengan indukan lele jumbo lebih tahan dan kebal terhadap firus penyakit, serta hasil dan waktu panen yang kita dapatkan lebih banyak, lebih gemuk, serta lebih cepat dari pada lele biasa/ lele sungai. Untuk ukuran bibit lele yang harus digunakan adalah bibit lele yang berukuran 5-7cm, karena dengan bibit lele ukuran 5-7cm ini kita tidak perlu repot lagi untuk pemberian pakannya..


E.     Pengisian Bibit
Untuk pengisian bibit ikan lele dengan ukuran bibit 5-7cm dan ukuran kolam 3x4 meter kita dapat mengisinya dengan 500-600 ekor bibit lele. Apabila pengisian bibit melebihi dari 600 ekor maka akan mengganggu perkembangan bibit lele tersebut. Kalau perkembangan bibit lele terganggu maka hasil yang akan kita dapatkan akan mengecewakan.


F.    Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan bibit lele pada bulan pertama adalah pakan yang berukuran F- 99 atau F- 1000, karena dengan ukuran pakan yang sebesar itu sangan mendukung perkembangan bibit lele pada perkembangan bulan pertama. Setelah bibit lele memasuki bulan yang ke-2 maka pakan lele harus diganti dengan pakan yang lebih besar, dengan urukuran F-86, pergantian pakan ini dilakukan Karena nafsu makan lele pada bulan ke-2 ini lebih meningkat dari pada pakan bibit lele pada bulan pertama. Apabila missalnya kita tidak mengganti pakan lele, kita akan mengalami kerugian pada pakan lele, yang disebabkan oleh pakan lele yang berukuran F-99 atau F- 1000 lebih mahal dari pada F-86. Pada bulan ke-2 ini sekali-sekali kita perlu member pakan segar, berupa ikan, jangkrik, dan cacing. Pemberian pakan segar ini berfungsi untuk menambah nafsu makan lele.


G.    Cara Pembesaran Bibit Lele
Cara pembesaran bibit sangat berpengaruh pada saat pemanenan ikan lele nanti. Cara pembesaran yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
•    Lakukan penyortiran ikan pada bualn pertama
•    Pisahkan ikan yang berukuran lebih kecil, hal ini untuk mencegah berkurangnya jumlah bibit, dikarenakan bibit lele yang berukuran lebih besar akan memakan bibit lele yang lebih kecil.
•    Letakan bibit lele yang lebih kecil ke bak penampungan yang lebih kecil, pelihara bibit yang lebih kecil ini sampai kira-kira ukuran bibit yang lebih kecil ini mendekati atau hampir menyeimbangi ukuran bibit lele yang lebih besar, setelah ukuran bibit sama besar barulah anda boleh mengabungkan bibit lele tersebut ke satu tempat yang sama.



H.    Cara Pergantian Air
Melakukan pergantian air sangatlah penting, dikaranakan bibit lele sangat mudah terserang penyakit dan mudah setres, apabila air dalam kolam tersebut tidak pernah kita ganti. Air yang kita gunakan untuk penggantian air sebaiknya berasal dari air sumur atau air hujan. Apabila kita menggunakan air ledeng/ air PAM bibit lele akan mudah mengambang dan cepat mati, dikarenakan di dalam air ledeng/ air PAM tersebut mengandung kaporit atau bahan kimia untuk penjernih air. Bahan kimia ini lah yang membuat bibit lele mudah mengambang dan cepat mati. Untuk pergantian air kita lakukan sebanyak tiga kali. Penggantian air pertama kali dilakukan pada saat bibit lele berumur dua minggu. Lalu penggantian air pada kolam  yang kedua kali dilakukan pada saat bibit lele berumur satu bulan. Dan penggantian air yang terakhir delakukan pada saat bibit lele berumur dua bulan.


I.    Kedalam Air
Kedalaman air juga perlu kita perhatikan, karena factor kedalaman air adalah salah satu penyebab yang membuat lele mudah setres dan cepat lelah pada saat mengambil makananya. Untuk ukuran bibit lele yang berumur satu bulan, sebaiknya kita menggunakan kedalaman air sedalam 30-40cm saja. Hal ini dilakukan karena untuk mempermudah bibit lele untuk meraih makananya. Untuk ukuran bibit lele yang berumur dua bulan kedalaman air kita naikan menjadi 50-60cm. dan bulan ketiga lele siap dipanen.


J.    Cara penaganan Bibit Lele Yang Sakit
Banyak orang yang mengatakan bahwa bibit lele yang mengalami sakit harus dipisahkan dari bibit lele yang sehat, dikarenakan penyakitnya nanti akan menyebar ke bibit lele yang sehat. Hal ini kurang tepat, apabila bibit lele yang sakit dipisahkan dari bibit lele yang sehat kemungkinan kesembuhan bibit lele yang sakit hanya 40% saja. Sebaiknya bibit yang sakit tetap digabungkan  dengan bibit lele yang sehat. Agar penyakit jamur tersebut tidak akan menyebar sebaiknya kita lakukan antisipasi, seperti penggantian air kolam dan pemberian obat alami. Obat alami tersebut adalah daun papaya dua lembar yang di tumbuk halus dan di campurkan 4 sendok teh garam. Pemberian obat alami ini sebaiknya dilakukan pada saat setelah kita mengganti air kolam dengan air yang baru.



K.    Hama dan Penyakit Pada Budidaya Ikan Lele

Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele Di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.

Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Jenis hama/penyakit :

1.     Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron. Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air. Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik. Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur viterna yang diberikan 1 kapsul amne atau cara konvensional dengan Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.

2.     Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak ( karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan viterna 1 botol dikasih 1 kapsul amne dan dijadikan suplemen pakan, 1 tutup untuk 2 sd 5 kg pakan. atau cara konvensional dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.


3.    Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan lele yang kondisinya lemah. Gejala: ikan lele ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit. pakan dikasih viterna yang diberikan 1 kapsul amne dalam 1 botolnya…dijadikan suplemen pakan harian.


4.    Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis) Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Fomalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. pakan dengan campuran viterna yang dikasih amne 1 kapsul per botol vtn. dikasihkan dengan dosis anjuran.


5.     Penyakit cacing Trematoda Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus.

Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian :
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit. pakan dengan viterna sama dengan perlakuan di atas.


6.    Parasit Hirudinae Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala : pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah. Cara Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm. Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
2. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
5. pakan dicampur viterna yg sudah diberikan amne 1 kapsul per botolnya.



L.    Pasca Panen

1.    Setelah kita memanen lele, sebaiknya segera lah kita bersihkan kolam, agar kolam tersebut tidak tercemar oleh bibit-bibit bakteri yang akan mengganggu pertumbuhan bibit lele yang akan kita masukan nantinya. Untuk kolam terpal sebaiknya kolam anda bersikan dengan cepat, karena kolam terpal sangat rentan dengan sinar matahari yang akan menyebabkan terpal cepat rusan dan bocor. Setelah anda melakukan pembersihan pada kolan terpal, maka sebaiknya kolam langsung anda isi dengan air setinggi 30cm, setelah anda isi air taburkan satu sendok the garam halus yang beryodium ke dalam kolam yang berukuran 1x2 meter, hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya bibit-bibit jamur.

2.    Pasca Panen Kolam Beton

Setelah kita memanen lele di dalam kolam beton, segeralah kita lakukan pengurasan kolam. Setalah kita memlakukan pengurasan kolam ada baiknya kita diamkan kolam tersebut selama dua hari, hal ini di lakukan agar kolam beton ini dapan tersianr oleh matahari dan dapan menekan pertumbuhan baktari pada dinding-dinding kolam.


HAMA DAN PENYAKIT PADA LELE DUMBO


Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Jenis hama/penyakit
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari
5. Penyakit cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6. Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
2. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

ayam broiler